Bacaan Talbiyah
Bacaan Talbiyah
Bacaan Talbiyah, Berkunjung ke baitullah sambil melaksanakan ibadah tentunya menjadi kebanggaan tersendiri dan akan senantiasa menambah kekuatan iman islam kita dalam menjalani kehidupan sehari – hari.
Talbiyah bukan hanya sekedar bacaan tanpa makna, talbiyah merupakan pernyataan sakral dan penting bahwa seseorang telah bertauhid kepada Allah, mengagungkan keesaan Allah, dan “berjanji” untuk menjauhi syirik dan hanya berserah diri serta meminta pertolongan hanya kepada Allah SWT.
Makna Talbiyah
Dengan memahami dan mengagungkan bahwa Allah lah yang maha satu, maka kita harus memantapkan diri untuk senantiasa selalu berserah diri kepada Allah, meminta pertolongan hanya kepadaNya dan percaya akan keputusanNya. Kita juga harus senantiasa bermunajat, memohon, dan memasrahkan segala persoalan kehidupan hanya kepadaNya, bukan kepada yang lain.
Dengan memahami pengertian dan memaknai bacaan talbiyah, itu artinya kita juga harus mengaplikasikannya dalam perbuatan dengan sebisa mungkin menjaga kalimat talbiyah. Caranya adalah dengan menjalankan tauhid, menjauhi segala bentuk yang bisa membatalkan tauhid seperti syirik meskipun hanya sedikit. Dengan mengetahui dan memahami talbiyah, kita juga harus paham bahaya dan dosa dari menduakan Allah. Syirik adalah dosa yang sangat besar bahkan dosa yang tak termaafkan. Oleh karena itu, saat kita bertalbiyah, sejatinya kita sedang mendeklarasikan janji dan mengerti serta paham konsekuensinya. Sehingga perkataan talbiyah yang kita ucapkan sejalan dengan perbuatan kita.
Bacaan Talbiyah
‘Abdullah bin ‘Umar menuturkan bahwa talbiyah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah,
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ
“Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni’mata laka wal mulk laa syarika lak (Aku penuhi panggilan-Mu, ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kerajaan bagi-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu).”
Nafi’ mengatakan bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar menambah lafazh talbiyah,
لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ بِيَدَيْكَ لَبَّيْكَ وَالرَّغْبَاءُ إِلَيْكَ وَالْعَمَلُ
“Labbaik labbaik wa sa’daik wal khoiru biyadaik war roghbaa-u ilaika wal ‘amal (Aku penuhi panggilan-Mu, aku penuhi panggilan-Mu, aku penuhi panggilan-Mu dengan senang hati. Segala kebaikan berada di tangan-Mu. Segala harapan dan amalan hanya untuk-Mu).” (HR. Bukhari no. 1549 dan Muslim no. 19).
Kalimat “labbaik Allahumma labbaik” di atas maksudnya adalah aku penuhi panggilan-Mu, wahai Rabbku, sekali lalu sekali. Kalimat “laa syarika lak”, maksudnya adalah aku penuhi panggilan-Mu semata, tidak ada sekutu bagi-Mu. Artinya, kalimat ini berisi pengakuan untuk tidak berbuat syirik. Ini menunjukkan ibadah haji dan ibadah lainnya mesti dilakukan dengan ikhlas untuk mengharap ridha Allah Ta’ala.
Lafazh talbiyah diucapkan dengan pengulangan dengan mengharap bahwa pengabulannya itu berulang kali.
Lafazh talbiyah yang baik adalah yang berasal dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun dalam tidak mengapa ditambah atau dikurangi. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar para sahabat menambah atau mengurangi, tetapi beliau tidak mengingkari mereka
Baca Juga: Travel umroh Surabaya Terbaik dan Terpercaya
Komentar
Posting Komentar